Delapan Orang Tertahan di Wamena, Wabup Wonosobo Sambut Kepulangan 31 Orang

Delapan Orang Tertahan di Wamena, Wabup Wonosobo Sambut Kepulangan 31 Orang

WONOSOBO – Setelah proses yang cukup panjang, akhirnya sebanyak 31 orang yang terdiri dari 16 orang dewasa, 12 anak/remaja dan 3 balita tiba di Pendopo Kabupaten Wonosobo, Selasa siang (15/10). Rombongan dari Wamena Papua itu menempuh perjalanan yang cukup panjang sejak Senin (14/10). Pihak Pemkab mengutus dua orang ASN, yakni dari Bagian Kesra Sekretariat Daerah, Kabag Kesra Isnanto bersama Heru Sunardi. Kepulangan warga Wonosobo itu disambut Wakil Bupati Agus Subagiyo bersama Dandim 0707/Wonosobo Letkol C.Zi., Wiwid Wahyu Hidayat didampingi perwakilan dinas, Camat dan anggota keluarga yang menjemput. Dijelaskan Isnanto, penjemputan itu dilakukan karena mendapatkan informasi dari Dandim 0707/Wonosobo dan juga koordinasi pemkab yang cukup singkat. “Terhitung ada 16 keluarga yang harus dipulangkan saat itu. Sehingga Bupati memerintahkan langsung Kepala Bagian Kesra untuk segera menjemput  ke Wamena. Ini adalah tugas kemanusiaan dan tugas negara untuk menjemput warga Wonosobo yang berada di Wamena yang sedang dalam kondisi ricuh dan membahayakan nyawa,\" kata Isnanto. Baca Juga Tersangkut Jaring Nelayan, Dua Ikan Raksasa Terdampar di Pesisir Selatan Purworejo Isnanto menyebut bahwa penjemputan melalui perjalanan yang panjang dengan proses penjemputan yang didukung TNI dan Polri setempat. Koordinasi sejak 9 Oktober dilakukan dengan komunikasi langsung dengan salah satu warga yakni Aziz Rifai sekaligus pemimpin rombongan di Wamena. “Kami di sana terjaga keamananya, dijaga Brimob Wamenda dan dijemput 16 personel dari bandara. Memang di sana tidak kondusif, banyak orang bersenjata parang, panah, masih ada api mengepul di jala. Semua bangunan kantor bahkan kantor kabupaten sepi,” ungkap Isnanto. Warga Wonosobo ditempatkan di Makobrimob dengan penjagaan, namun dikatakan Isnanto, mereka kesulitan tidur karena ketakutan. Namun untuk kebutuhan makan dan minum tercukupi, meski mayoritas pengungsi sudah tidak punya harta benda, bahkan baju pun mereka harus dibantu karena banyak rumah yang dibakar perusuh. “Ada 8 orang yang masih di sana dan di jamin keamanan baik oleh Polres maupun Kodim untuk jadi imam. Ada Guru yang asalnya dari Kalibeber juga merasa trauma karena rumah dan sekolahnya dibakar. Kami di barak sudah sekitar 3 minggu sejak 24 September kemarin,” ungkap Aziz. Wakil Bupati juga menyebut bahwa peranan dari pemerintah, mulai desa, kecamatan hingga lembaga pendidikan diharapkan kooperatif. Mengingat mayoritas dari warga Wonosobo yang bermukim di Wamena tidak punya lagi surat-surat penting karena terbakar bersama rumahnya. “Banyak yang pulang hanya mengenakan pakaian di badan, sehingga anak-anak ini untuk sekolahnya harus lanjut dan dibantu dinas pendidikan, desa, hingga kecamatan. Bagi yang kehilangan pekerjaan agar bisa dibantu, mengingat mayoritas adalah guru atau ustadz-ustadzah. Mereka bagian dari keluarga Wonosobo yang menjadi tanggungjawab dan perhatian pemerintah daerah,” kata wabup. Dandim 0707 Wonosobo saat menyambut warga berpesan agar usaha yang dikerjakan di Wamena, menjadi jihad bagi mereka. Dan sekembalinya ke Wonosobo agar segera bangkit dan kembali berbaur dengan warga yang lain untuk bermasyaralat. \"Selamat datang kembali, dan segera bangkit lagi di sini, yang sudah dirintis disana silahkan lanjutkan di sini cari celah yang ada, jangan patah semangat, mari bersama-sama bangun Wonosobo untuk lebih baik lagi, mari  berusaha lagi agar bisa membatu sesama, siapa saja yang membutuhkan,” pungkas Dandim. (win)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: